ABSTRAK
Dengan menggunakan sumber-sumber naratif dan catatan paroki untuk menilai dampak anak haram terhadap peluang hidup ibu dan anak, artikel ini menunjukkan bagaimana, di pedesaan Estonia abad ke-19, anak haram dicap buruk dan mengurangi prospek pernikahan bagi ibu tunggal dan anak perempuan mereka. Dalam periode modernisasi sosial-ekonomi dari akhir tahun 1860-an hingga 1910-an, peluang pernikahan meningkat pesat tetapi perbedaan lokal muncul. Di pedesaan yang mayoritas beragama Lutheran, anak haram tidak hanya dilihat sebagai tanggung jawab individu orang tua yang telah ‘berdosa’ tetapi juga sering kali dianggap sebagai aib bagi seluruh keluarga ibu yang tidak menikah.
