ABSTRAK
Tujuan
Kemiskinan, sebagai masalah struktural sosial yang mendalam, tidak hanya memengaruhi kondisi ekonomi individu tetapi juga peluang pendidikan dan mobilitas sosial mereka. Studi ini meneliti bagaimana pengalaman kemiskinan di masa awal kehidupan para CEO memengaruhi komitmen perusahaan mereka terhadap filantropi terkait pendidikan.
Metode
Dengan menggunakan data yang dikumpulkan secara manual dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Tiongkok antara tahun 2016 dan 2020, kami melakukan analisis regresi multivariat. Untuk mengatasi potensi endogenitas, kami menerapkan metode propensity score matching (PSM), difference-in-differences (DID), dan two-stage least squares (2SLS) dan selanjutnya meningkatkan ketahanan dengan menekan penjelasan alternatif, memperkenalkan tren waktu, dan mengendalikan efek tetap berdimensi tinggi.
Hasil
Kami menemukan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh CEO dengan pengalaman kemiskinan menyumbang lebih banyak untuk inisiatif pendidikan daripada yang tidak memiliki pengalaman tersebut, terutama ketika CEO memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pemeriksaan ketahanan mengonfirmasi keandalan temuan kami.
Kesimpulan
Studi ini menyoroti bagaimana kesulitan hidup di awal kehidupan membentuk persepsi tanggung jawab sosial dan perilaku filantropis CEO, memperkaya pemahaman tentang interaksi antara pengalaman individu dan inisiatif sosial perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial.