ABSTRAK
Tujuan
Kami meneliti dampak perubahan status kerja laki-laki terhadap gender kesehatan mental dalam konteks empiris karantina nasional ketat yang diberlakukan pada akhir Maret 2020 di tengah gelombang pertama pandemi COVID-19 di India.
Metode
Kami menggunakan survei lintas sektor representatif nasional baru yang dilakukan pada minggu kedua bulan Juni 2020, setelah karantina wilayah nasional resmi dicabut.
Hasil
Kami melaporkan tiga temuan utama. Pertama, perempuan, daripada laki-laki, lebih cenderung melaporkan bahwa kesehatan mental mereka memburuk dibandingkan dengan periode sebelum pandemi. Kedua, kesenjangan kesehatan mental gender lebih tinggi pada tingkat keketatan karantina yang lebih tinggi. Ketiga, kesenjangan kesehatan mental gender kemungkinan besar terjadi di rumah tangga tempat pencari nafkah utama telah diberhentikan sepenuhnya, asalkan keketatan karantina tinggi; dan paling kecil kemungkinannya terjadi di rumah tangga tempat pencari nafkah utama bekerja dari rumah atau tidak bekerja dari rumah tanpa pengurangan pendapatan, terlepas dari tingkat keketatan karantina; dan cukup mungkin terjadi untuk semua pengaturan kerja yang melibatkan kehilangan pekerjaan atau pendapatan parsial, asalkan keketatan karantina tinggi.
Kesimpulan
Studi tentang dampak langsung dari karantina wilayah yang ketat ini memiliki implikasi penting bagi strategi manajemen pandemi di masa mendatang, yaitu bahwa pemerintah dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik secara keseluruhan selama pandemi dengan memberikan perhatian khusus pada tantangan psikologis yang dihadapi oleh perempuan dan bagaimana tantangan tersebut dapat dinilai berdasarkan tingkat keketatan karantina wilayah dan perubahan status kerja laki-laki akibat karantina wilayah. Kami juga membahas kemungkinan arah untuk penelitian di masa mendatang.