Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara, yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di wilayah Kalimantan Timur, tepatnya di sekitar sungai Mahakam. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat peradaban awal yang memadukan budaya lokal dengan pengaruh Hindu-Buddha dari India.
Sejarah Kerajaan Kutai banyak diketahui dari prasasti Yupa yang ditemukan di Muara Kaman, yang ditulis menggunakan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti-prasasti tersebut mencatat berbagai upacara keagamaan, sistem pemerintahan, serta pengabdian rakyat kepada raja, yang menunjukkan bahwa Kutai sudah memiliki struktur kerajaan yang terorganisir dan sistem sosial yang kompleks.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak Hindu yang mengadopsi sistem pemerintahan monarki dengan raja sebagai pemimpin tertinggi. Raja Kutai disebut juga sebagai Mulawarman, salah satu raja terkenal yang namanya tercatat dalam prasasti Yupa. Ia dikenal sebagai raja yang dermawan dan berkuasa, yang memperkuat legitimasi kekuasaannya melalui berbagai ritual keagamaan dan pembagian hadiah kepada para brahmana.
Selain sebagai pusat pemerintahan, Kutai juga berperan penting dalam perdagangan regional. Letaknya yang strategis di sepanjang sungai Mahakam memungkinkan kerajaan ini mengontrol jalur perdagangan antarwilayah dan menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain serta bangsa asing.
Pengaruh budaya Hindu-Buddha di Kutai memberikan dasar bagi perkembangan seni, arsitektur, dan sastra yang kemudian berkembang lebih luas di Nusantara. Kerajaan ini juga menjadi tonggak awal interaksi budaya India-Nusantara yang sangat penting dalam sejarah Indonesia.
Meskipun Kerajaan Kutai kemudian mengalami perubahan dan digantikan oleh kerajaan-kerajaan lain, seperti Kutai Kartanegara, warisan sejarahnya tetap menjadi sumber penting dalam memahami awal mula peradaban dan kerajaan di Indonesia.